Kamis, 22 Oktober 2009

Kabinet Indonesia bersatu 2009-2014

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, telah melantik 34 menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Kamis (22/10), di Istana Negara. Selain melantik para menteri, juga dilantik para pejabat setingkat menteri diantaranya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang dijabat mantan Kapolri, Sutanto, dan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) yang dijabat Kuntoro Mangkusubroto.

Berikut susunan kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2:
1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa

3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan
29. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng

Pejabat Negara:
1. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto
2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto
3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal): Gita Wirjawan

Label:

Selasa, 18 Agustus 2009

Sejarah Singkat Muhammadiyah


Muhammadiyah didirikan di kampung kauman Yogyakarta,pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M oleh Muhammad Darwis, yang kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Dahlan.

Beliau adalah pegawai kesultanan Keraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan Umat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan- amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yangsebenar-benarnya yaitu berdasarkan Al- Qur’an dan Al- Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapatkan sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajarannya keluar kampung Kauman Yogyakarta bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan perserikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air.

Di samping memberikan pengajaran dan pengetahuan kepada laki-laki beliau juga memberikan pengajaran kepada kaum ibu muda dalam forum pengajian yang disebut “Sidratul Muntaha”. Pada siang hari pengajaran kepada anak laki-laki dan perempuan serta pada malam harinya untuk anak-anak yang telah dewasa. Beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah. Tahun 1923 dipecah menjadi dua, laki-laki dan perempuan dipisah yang akhirnya pada tahun 1930 namanya dirubah menjadi Mu’allimin dan Mu’allimat.

Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk perempuan dengan nama ‘Aisyiyah yang disitulah istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH. A. Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahunan ke-11, Muhammadiyah dipimpin oleh KH. Ibrahim yang kemudian memimpin Muhammdiyah hingga tahun 1934. Rapat tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi konggres tahunan pada tahun 1926 yang kemudian berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini menjadi Muktamar 5 tahunan.

Label:

HIZBUL WATHAN


Hizbul Wathan adalah sebuah ortom Muhammadiyah yang bergerak di bidang Kepanduan. Bahkan, Hizbul Wathan pun merupakan satu-satunya kepanduan Islam diakui di Indonesia ini. Hizbul Wathan ini didirikan oleh K.H.A.Dahlan di Yogyakarta, tepatnyan di Kauman. Awal mula berdirinya kepanduan ini, karena kekaguman K.H.A.Dahlan sewaktu melihat barisan yang rapi nan indah dengan memakai seragam bagus, yang sedang latihan di Pura Mangkunegaran, Solo. Beliau melihat itu sepulang dari pengajian STAV yang diadakan setiap Ahad. Barisan itu bernama J.P.O. (Javaansche Padvinders Organisatie ). Sepulang dari Solo, beliau memanggil Bpk. Somodirdjo dan Bpk. Syarbini untuk membicarakan perihal yang sangat menarik perhatian beliau.

Pada tahun 1336 H bertepatan dengan 1918 M, Kepanduan Hizbul Wathan resmi berdiri. Tapi, namanya waktu itu adalah “Padvinder Muhammadiyah” (Kepanduan Muhammadiyah), yang kemudian berganti nama menjadi “ Hizbul Wathan” dan mempunyai arti “Pembela Tanah Air”. Pergantian nama ini dilakukan di rumah Bpk. H. Hilal di Kauman, dan nama Hizbul Wathan ini diterima atas usul Bpk. Hadjid.

Namun, pada tahun 1943, kepanduan Hizbul Wathan bersama dengan kepanduan lainnya dibubarkan oleh pemerintahan penjajahan Jepang. Kemudian, dengan segala upaya pada tanggal 29 Januari 1950 Hizbul Wathan bangkit kembali dengan perubahan-perubahan. Tapi, sungguh sayang pada tanggal 9 Maret 1961, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomer : 238/ 61, Kepanduan Hizbul Wathan dan kepanduan lainnya dilebur ke dalam Pramuka.

Setelah tertidur lama, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 M. Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat Keputusan No : 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 M. Dan dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : 10/KEP/I.O/B/2003 M.

Label:

Rabu, 05 Agustus 2009

Profil Jurusan

1. Akomodasi Perhotelan
2. Usaha Jasa Pariwisata
3. Akuntansi
4. Teknik Komputer Jaringan

Label: